═════ ❁🌷❁ ═════
🌏💫🚫 PANDANGAN MANUSIA UMUMNYA ADALAH DUNIA, JANGAN TERPUKAU !!
📜 Salah satu faktor yang dapat membantu seorang muslim untuk tetap kokoh, tegar, dan tabah di atas kebenaran adalah tidak terpukau dan silau dengan kehidupan duniawi di sekelilingnya. Biarlah “keindahan” duniawi mereka kejar dengan penuh ambisi dan nafsu angkara. Adapun baginya, kehidupan akhirat lebih baik. Umar bin al-Khaththab (Shahih Muslim no. 1479) pernah menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam ruang khusus beliau. Melihat kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bekas tikar kasar yang tampak terlihat di pinggang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Umar radhiyallahu ‘anhu pun menangis.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Umar tentang sebab dia menangis. Umar lalu menyampaikan kepada Rasulullah tentang kehidupan Raja Persia dan Raja Romawi yang penuh dengan kesenangan dan kelezatan duniawi. Sementara itu, beliau adalah seorang hamba terpilih dan utusan Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda,
أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمَا الدُّنْيَا وَلَكَ الْآخِرَةُ
“Apakah engkau tidak ridha? Dunia untuk mereka sementara kenikmatan di akhirat nanti untukmu?”
Benar. Seorang muslim yang sungguh-sungguh ingin mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pasti merasakan kesempitan duniawi. Bukankah memang dunia adalah penjara bagi seorang mukmin? Namun, kesempitan duniawi itu tidaklah berarti setitik pun dibandingkan ketenteraman jiwa selama hidup di dunia dan kebahagiaan hakiki di surga Allah Subhanahu wata’ala kelak. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
"Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Rabbmu adalah lebih baik dan lebih kekal." (Thaha: 131)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat di atas, “Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Janganlah engkau terpukau dengan mereka, kaum yang berlebihan materi dan hidup dalam kemewahan, dan yang semisal mereka. Sebab, semua itu hanyalah bunga-bunga kehidupan yang akan sirna dan kenikmatan yang sementara. Kami hanya ingin menguji mereka, dan alangkah sedikitnya hamba- Ku yang pandai bersyukur’.”
📝 Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i -hafizhahullah-
📗 Majalah Asy Syariah Edisi 094
•┈┈┈┈••••❁🌷❁••••┈┈┈┈•
🎯 Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
🚀©hannel telegram: https://tlgrm.me/ashhabussunnah
•┈┈┈┈••••❁🌷❁••••┈┈┈┈•
🌏💫🚫 PANDANGAN MANUSIA UMUMNYA ADALAH DUNIA, JANGAN TERPUKAU !!
📜 Salah satu faktor yang dapat membantu seorang muslim untuk tetap kokoh, tegar, dan tabah di atas kebenaran adalah tidak terpukau dan silau dengan kehidupan duniawi di sekelilingnya. Biarlah “keindahan” duniawi mereka kejar dengan penuh ambisi dan nafsu angkara. Adapun baginya, kehidupan akhirat lebih baik. Umar bin al-Khaththab (Shahih Muslim no. 1479) pernah menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam ruang khusus beliau. Melihat kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bekas tikar kasar yang tampak terlihat di pinggang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Umar radhiyallahu ‘anhu pun menangis.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Umar tentang sebab dia menangis. Umar lalu menyampaikan kepada Rasulullah tentang kehidupan Raja Persia dan Raja Romawi yang penuh dengan kesenangan dan kelezatan duniawi. Sementara itu, beliau adalah seorang hamba terpilih dan utusan Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda,
أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمَا الدُّنْيَا وَلَكَ الْآخِرَةُ
“Apakah engkau tidak ridha? Dunia untuk mereka sementara kenikmatan di akhirat nanti untukmu?”
Benar. Seorang muslim yang sungguh-sungguh ingin mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pasti merasakan kesempitan duniawi. Bukankah memang dunia adalah penjara bagi seorang mukmin? Namun, kesempitan duniawi itu tidaklah berarti setitik pun dibandingkan ketenteraman jiwa selama hidup di dunia dan kebahagiaan hakiki di surga Allah Subhanahu wata’ala kelak. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
"Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Rabbmu adalah lebih baik dan lebih kekal." (Thaha: 131)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat di atas, “Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Janganlah engkau terpukau dengan mereka, kaum yang berlebihan materi dan hidup dalam kemewahan, dan yang semisal mereka. Sebab, semua itu hanyalah bunga-bunga kehidupan yang akan sirna dan kenikmatan yang sementara. Kami hanya ingin menguji mereka, dan alangkah sedikitnya hamba- Ku yang pandai bersyukur’.”
📝 Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i -hafizhahullah-
📗 Majalah Asy Syariah Edisi 094
•┈┈┈┈••••❁🌷❁••••┈┈┈┈•
🎯 Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
🚀©hannel telegram: https://tlgrm.me/ashhabussunnah
•┈┈┈┈••••❁🌷❁••••┈┈┈┈•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar