Kamis, 08 Desember 2016

Kiat Kiat dalam Menggapai Kesabaran

KEUTAMAAN ILMU:
•:
📊📜🔐
•---°°°---•
🚇[VIDEO] KIAT-KIAT DALAM MENGGAPAI KESABARAN

[✔️][ 15 point kiat menggapai kesabaran yang disarikan dari Kitab Uddatush Shabirin karya Ibnul Qoyyim rahimahullah ][✔️]

❱ Disampaikan oleh: Al-Ustadz Abu ‘Ibrahim Muhammad bin ‘Umar as-Sewed hafizhahullah
❱ Masjid Abu Bakar As Shiddiq, Ma’had Dhiyaus Sunnah Cirebon // 28 Dzulhijjah 1437H ~ 30 September 2016M

ⓞ Ikhwani fiddin a'azakumullah kaum muslimin sidang Jum'at yang berbahagia,

◈ Pernah kita bicarakan di mimbar ini, di masjid ini tentang masalah pentingnya kesabaran, bahkan disebutkan dalam atsar dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ta'ala 'anhu:
︴“Bahwa kedudukan Sabar pada Iman, seperti kedudukan kepala pada jasad. Kalau jasad tanpa kepala maka tidak ada nilainya. Demikian pula iman tanpa kesabaran …”

Kemudian beliau mengucapkan dengan suara yang keras:
︴“Ketahuilah, tidak ada iman bagi yang tidak memiliki kesabaran.”

* * *

ⓞ Ikhwani fiddin a'azakumullah maka Jum'at kali ini, pada pertemuan kita kali ini, kita ingatkan kiat-kiat bagaimana kita bisa sabar.

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Uddatush Shabirin ... menyatakan untuk bisa sabar ada kiat² yang penting dan sangat banyaknya.

◈ Berkata (Ibnul Qayyim) rahimahullah:

■ [1] → Sabarlah. Kalau kita ingat kecintaan kita kepada Allah, maka kita akan bisa sabar untuk tidak melangkah kepada kemaksiatan, untuk tidak terjerumus ke dalam dosa-dosa.

Maka hendaknya kita malu untuk berbuat dosa kepada Allah yang kita cintai, malu untuk berbuat perkara² yang tidak pantas bagi seorang mu'min yang cinta Allah.

■ [2] → Sabarlah. Dengan kita ingat kebaikkan Allah, ingat nikmat² yang Allah berikan.

Apakah pantas kalau kebaikkan² Allah kita membalasnya dengan dosa-dosa? Kita membalasnya dengan berbagai macam perlanggaran-perlanggaran?

■ [3] → Sabarlah. Dengan mengingat kemurkaan Allah. Bahwa Allah subhanahu wa ta'ala kemurkaan-Nya sangat ditakuti, kemurkaan-Nya sangat mengerikan, bahwa Azab-Nya sangat pedih.

■ [4] → Sabarlah. Dengan melihat apa yang akan hilang dari kita dengan dosa-dosa (yang kita kerjakan, -pen.). Kalau tidak sabar kemudian berbuat dosa, tidak sabar kemudian menyelisihi sunnah, tidak sabar kemudian masuk ke dalam gelumbang kezhaliman.

Maka akan hilang kesempatan untuk beramal shalih, hilang kesempatan untuk menambah amal, hilang watu, tenaga, harta yang kita korbankan untuk sesuatu yang membawa dosa. Kalau ssorang bisa melihat akibat dari dosanya, maka dia akan mengurungkan niatnya.

■ [5] → Sabarlah. Dengan melihat pengganti yang Allah janjikan (dengan menetapi kesabaran, -pen.). “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.” Ingat itu, maka kita akan sabar.

■ [6] → Sabarlah. Dengan mengingat bahwa kita selalu bersama Allah subhanahu wa ta'ala (dengan pengawasan-Nya, -pen).

Maka dia akan sabar dari godaan² maksiat/dosa, akan sabar dalam menetapi sunnah, akan sabar dia dari godaan² bid'ah, akan sabar di atas keta'atan-keta'atan. Karena dia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya di manapun dan kapanpun.

■ [7] Sabarlah. Dengan memperhatikan seauatu yang kadang datangnya tiba², iaitu KEMATIAN. Dan ajal datang dengan tiba², tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Mengenai yang tua mahupun yang muda.

Siapa yang ingat (waspada) tentang perkara ini, maka dia tidak akan berani berbuat dosa, khawatir ketika ajal menjemputnya dia dalam keadaan sedang berbuat maksiat berbuat dosa yang berarti matinya dalam keadaan suul khotimah, mati yang jelek.

■ [8] → Sabarlah. Dengan mempersaksikan, memikirkan tentang akibat yang akan terjadi dari dosa-dosa dan memperhatikan tentang bala bencana yang bisa jadi ia datang ketika dia sedang bermaksiat.

Maka ketika dia tahu akibat, azab Allah yang kadang ia datang secara tiba², maka dia akan tetap di atas al haq, tetap di atas amal shalih karena khawatir akan turun azab.

↓↓ [ 1/2 ] ↓↓

•:
↓↓ [ 2/2 ] ↓↓

■ [9] → Sabarlah. Dengan hati² dan memperhatikan sesuatu yang bisa menjadi kebiasaannya. Khawatir kalau dia akan terbiasa berbuat suatu dosa, suatu maksiat karena meremehkan/bermudah-mudahan dengan suatu dosa atau maksiat akhirnya terbiasa dengannya.

Cth: Sifat dusta, siapa yang melakukannya sekali, dan kedua kalinya, dst. maka dia akan terbiasa dengan dusta, sehingga ditulis di sisi Allah dia sebagai “Kadzdzab” - “Sang Pendusta”, wal 'iyadzubillah. Dan demikianlah pada dosa dan kemaksiatan lainnya.

Maka siapa yang ingat tentang ini, maka dia tidak akan berani membiasakan perkara² jelek, tidak berani memulai perkara² yang haram.

■ [10] → Sabarlah. Dan ingatlah bahwa qalbu kita di dua Jari-Jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sekehendak-Nya.

Maka jangan merasa yakin bahwa kita akan selamat. Walaupun hari ini kita mu'min, shobir, taqi, tetapi ketika dia melanggar, berdosa kemudian melanggar lagi, berdosa, jangan² Allah akan balik hatinya dan kemudian sesat. Wa'iyadzubillah.

= maka inilah antara kiat-kiat kesabaran yang bisa diraih dengan memperkuat sisi keimanan seseorang kepada Allah, memperkuat keimanannya dalam agamanya.

* * *

Dan kiat² seterusnya Ibnul Qayyim rahimahullah akan menjabarkan dalam meraih kesabaran adalah dengan memperkecil, mengurangi kecintaannya terhadap dunia. Karena setiap orang yang tidak sabar seringnya karena tarikan dunia, tarikan syahwat dan tarikan terhadap syubuhat (kebid'ahan).

■ [11] → Sabarlah. Dengan mengingat bahwa bersihnya tempat adalah syarat utama untuk turunnya rahmat.

Maka bersihkanlah diri kita dari dosa, keluarga kita dari kemaksiatan, rumah kita dari kemaksiatan dan dosa, bersihkan semua yang ada pada kita dari berbagai macam perlanggaran² sunnah, mudah²an akan turun rahmat.

Dan sabarlah, jangan sampai karena tidak sabar, kita mengotori diri kita, keluarga dan rumah kita (dengan dosa² - maksiat & kebid'ahan, pen.), khawatir akan menjadi sebab terhalanginya diri² kita dari mendapat rahmat Allah. Apa nilainya dunia tanpa rahmat dari Allah.

■ [12] → Sabarlah. Dan ingat bahwa dunia ini cepat sirna. Janganlah memilih yang sesaat (dunia), dengan mengorbankan yang kekal (akhirat).

■ [13] → Sabarlah. Dengan menjauhi sesuatu yang akan menggerakkan syahwat. Bahwa semua maksiat ada muqadimahnya. Zina ada muqadimahnya. Liwath (homoseks) ada muqadimahnya. Membunuh ada muqadimahnya. Kalau kita ingin selamat dari zina, maka tundukkan pandangan dari syahwat, dari yang menggerakkan syahwat apakah pada alam nyata atau maya, apakah pada televisi atau komputer atau yang disebut HP, majalah dst, maka tundukkan pandangan.

■ [14] → Sabarlah. Dengan menyibukkan diri dengan perkara ta'at, perkara yang baik dan perkara yang mubah. Maka akan tertutup kesempatan bagi syaitan untuk mengajak kepada perkara yang haram.

■ [15] → Sabarlah. Dengan melihat betapa jeleknya gambaran² maksiyat karena hubbud dunya (cinta dunia) dan lihat siapa yang mencari & mengejarnya.

Dengarkan Selengkapnya di:
📀[ Video ] https://youtu.be/2ys8YEHWsG8
📀[ Audio ] https://tlgrm.me/Mp3_kajian/329
🌏[ URL ] http://www.alfawaaid.net/2016/10/video-kiat-kiat-dalam-menggapai.html

₪ Dari situs SalafyCirebon.Com

※•┈┈┈┈•••Edisi•••┈┈┈┈┈•※
IIII مجموعة الأخوة السلفية •✦• MUS IIII
ⓣ http://bit.ly/ukhuwahsalaf

➥ #VideoFawaid #RekamanAudio #Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar